Foto

 Budaya Indonesia  Makan Bareng Kucing ?  Si Manis dari Jogja  siapa....  Pertanyaan untuk indonesia  Purnama hidup penuh perjuangan

Sunday, April 1, 2018

Fenomena fenomena yang berkaitan dengan psikologi dan internet.



Fenomena fenomena yang berkaitan dengan psikologi dan internet.

haiii teman teman semua, udah lama ya kita gak ketemu? kangen kan sama postingan blog ini hahaha. kali ini kami mau bahas tema yang berbeda dari yang kemarin-kemarin. Kali ini kami mau membahas fenomena fenomena yang berkaitan dengan psikologi dan internet. Pasti kalian penguna internet yang aktif dong? tapi kalian tau gak fenomena apa saja yang berkaitannya psikologi dan internet? yuk kita baca postingan blog yang satu ini. selamat membaca yah semoga kalian mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa indonesia amin..

A.   Plagiarisme
              Salah satu pokok pembahasan kami kali ini adalah tentang plagiarism. Pada tahun 1450, Gutenberg dengan “Printing Press”nya merevolusi akses publik karya tulis dan kontrol teks kesusastraan yang pada saat itu sangat ketat dikendalikan oleh dewan gereja. Dua ratus lima puluh lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1675, lahirlah “Licensing Act” yang mengontrol ledakan publikasi. Hampir tiga dekade berikutnya, yakni pada tahun 1704, Sembilan koran diterbitkan di kota London. Selang lima tahun berikutnya, untuk pertama kalinya “Philosophical Transaction Journal” diterbitkan oleh the Royal Society of London. Setahun kemudian, pikiran dan gagasan pribadi diakui secara resmi sebagai "Property". Pada tahun yang sama, lahirlah “England's Statute of Anne” yang mengakui “authorial rights” yang menandai lahirnya “copyrights law”. Pelanggaran terhadap “copyrights law” inilah yang menjadi gagasan munculnya istilah plagiarism (Sutherland-Smith, 2008, p.37-41).
https://www.usd.ac.id/blog/lingkarstudi/?p=56

Monday, December 19, 2016

Kumpulan doa harian

Doa pergi
Bismillahi Majriiga wamursaha, Inna Robbii Laghofuururrohim

Doa keluar rumah
BISMILLAAHI TAWAKKALTU 'ALALLOOHI LAA HAWLAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI

Doa keluar wc
GHUFROONAKAL HAMDU LILLAAHIL LADZII ADZHABA 'ANNIL ADZAA WA 'AAFAANII 

Doa masuk wc
ALLOOHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITSI 

Doa naik kendaraan
SUBHAANAL LADZII SAKHHORO LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA ROBBINAA LAMUNGQOLIBUUNA.

Doa mau tidur
Bismika allahuma ahya wa bismika amuutt

Doa mau belajar
Robbii zidnii ‘ilma warzuqnii fahmaa, Waj’alnii minasha-shaalihiin”

Doa sesudah belajar
Allahumma innii istaudi’uka maa allamtahiihi fardudhu ilayya ‘inda haajati ilaihi walaa tansaniihi ya robbal ‘aalamiin”

Doa mau ujian
Allahumma yassir wala tu’assir. Rabbi tammim bil khair.
ALLAAHUMMA LAA SAHLA ILLAA MAA JA’ALTAHU SAHLAN WA ANTA TAJ’ALUL HAZNA IDZAA SYI’TA SAHLAN.
RABBISY-ROHLII SHADRII, WA YASSIRLII AMRII, WAHLUL ‘UQDATAM MILLISAANII, YAFQAHU QAULII

Sunday, December 11, 2016

Contoh pembalasan

Sebagai contoh jika ada seorang anak laki-laki yang di bantu oleh temanya dalam mengerjakan tugas sekolah, maka dalam diri anaka tersebut ada keinginan untuk membalas perbuatan temannya. Pembalasan dalam contoh ini adalah pembalasan yang bersifat positif karena apa yang di lakukan oleh sang teman adalah hal yang positif juga. Maka anak tersebut akan berusaha membalas perbuatan baik temannya tesebut dengan berbagai cara, misalnya membantu dalam mengerjakan tugas sang teman, atau dengan hal lain yang bersifat positif.
Tetapi jika sang teman meakukan suatu hal yang negatif pada anak tersebut, maka dalam diri anak tersebut akan ada keinginan untuk membalas perbuatan sang teman dalam hal yang negatif pula. Misalkan sang teman berusaha mengejek anak laki-laki tersebut hingga dia tak mampu lagi menahan emosinya, bisa saja pembalasan yang akan dilakukan oleh anak tersebut adalah hal yang negatif seperti memukul sang teman hingga keduanya berkelahi, atau bisa saja pembalasan itu berupa ejekan balik yang pada akhirnya akan menimbulkan permusuhan.
Pembalasan yang positif cenderung akan menimbulkan hal yang positif. Sebaliknya, pembalasan yang negatif akan menimbulkan hal yang negaitf pula pada subjek.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang. yaitu siksaan di neraka.
Sumber
http://widyaitaw.blogspot.com/2012/06/pembalasan.html?m=1

Tak berkunjung


Gema tabligh akbar berkumandang
Terbesit rasa yang tak biasa
Rasa rindu ditengah hati yang pilu
Pada sesosok ayah yang setelah 12 tahun lamanya tak berjumpa
Ditengah hamparan hijau yang begitu luas
Dihiasi pepohononan yang menyejukan
Ditempat peristirahatan yang damai
Maaf karna sekian lama kami tak berkunjung
Juga tak mendoakan secara langsung
Bukan bermaksud ku untuk lupa
Namun keadaanlah yang memaksa
Satu hal yang selalu ku rindu kala itu
Pelukan hangat dengan cinta teramat sangat
Belum sempat bilang ku menyayangi mu
Lalu pergi menghilang dan tak kembali
Namun ketauhilah posisimu tak kan terganti
Sekalipun engkau pergi
Jasadmu tak kembali
Cintamu akan selalu di hati

Sunday, December 4, 2016

Pengorbanan para guru


Pengorbanan adalah suatu tindakan atau kerelaan seseorang akan suatu hal,yang biasanya ditunjukan pada seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakanya itu, dalam bentuk pertolongan dan tidak berharap imbalan dari suatu tindakan atau kerelaan, ikhlas semata-mata karna Tuhan.

Friday, December 2, 2016

Cita cita ku....


Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Setiap orang pasti memiliki cita cita. Karna setiap manusia diberikan kebebasan untuk menentukan kehidupan mereka. Kalau menurut saya cita cita itu sangat penting, karena cita cita merupakan target kehidupan. Terkadang dalam pengapaian cita cita ada hambatannya. Tidak semua cita cita berjalan dengan mulus. Cita cita juga bisa dimiliki semua orang tanpa memandang apapun karena cita cita gratis hehehe. Cita cita juga gak ada batasannya, sebagai contoh seorang anak pengamen ia bercita cita untuk pergi kebulan. Apakah ada yang melarang dia? Tentu tidak. Setiap orang pasti memiliki cita cita lebih dari 1 entah untuk kepentingan dirinya atau orang lain.

Sayapun juga memliki cita cita yang cukup banyak dari saya kecil berikut sebagai contoh saya ingin sekali bisa masuk tv, menjadi penari yang terkenal, pianis yang disukai banyak orang, membahagiakan orang tua saya, keliling dunia, menjadi psikolog anak, penerus ka seto *psikolog yang terkenal di indo lohh *, pengen ketemu sharukhan, memiliki jabatan tinggi di perusahaan ternama, memiliki perusahaan terkenal, pengen jadi barbie dll

Tak ada orang atau apapun yang bisa menghalangi saya bercita cita. Siapa tau cita cita bisa menjadi pemacu kita supaya kita bisa mengapainya. Jika salah satu dari cita cita kita tercapai pasti kita akan merasakan bahagia dan bangga. Setidaknya kita sudah menyelesaikan salah 1  life goals.

Miliki cita cita setinggi langit, selagi bercita cita masih gratis

Sunday, November 13, 2016

Faktor Pemicu Kecurangan

Faktor Pemicu Kecurangan
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninyaTerdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.

Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu:
1. Greed (keserakahan)
2. Opportunity (kesempatan)
3. Need (kebutuhan)
4. Exposure (pengungkapan)


Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan faktor Opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum).

Sebagai contoh, Joko merupakan karyawan di sebuah perusahaan besar. Ia memiliki jabatan yang cukup tinggi. Setiap karyawan disana ingin mendapatkan jabatan yang lebih tinggi karena semakin tinggi jabatan semakin besar gaji yang di terimanya. Suatu ketika di perusahaan joko kursi untuk menjadi direktur belum terisi, beberapa orang berlomba lomba untuk menepati kursi tersebut. Setelah  hasil rapat beberapa pejabat disana mengusulkan joko dan romi untuk menempati kursi tersebut. Karena romi merasa tersaingi oleh joko, romi mengambil cara dengan hal yang tidak wajar. Dia pergi ke dukun untuk mencelaki joko. Alhasil joko sakit ia tidak bisa masuk kerja kurang lebih 1 bulan. Dengan demikian posisi direktur sangat segera dibutuhkan sehingga romi dapat menempati jabatan tersebut

Sumber http://sarahabibah.blogspot.co.id/2012/06/kecurangan-dan-sebab-orang-melakukan.html?m=1